Senin, 28 Maret 2011

Kabupaten Batanghari



Kabupaten Batanghari
Lambang Kabupaten Batang Hari.gif
Lambang Kabupaten Batanghari

Lokasi Jambi Kabupaten Batanghari.svg
Peta lokasi Kabupaten Batanghari
Koordinat : 1°15'-2°2' LS
102°30'-104°30' BT
Motto Serentak Bak Regam
Semboyan '
Slogan pariwisata '
Julukan
Demonim '
Provinsi Jambi
Ibu kota Muara Bulian
Luas 5.180,35 km²
Penduduk  
 · Jumlah 225.583 jiwa (2008)
 · Kepadatan 38 jiwa/km²
Pembagian administratif  
 · Kecamatan 8
 · Desa/kelurahan 96 / 13
Dasar hukum Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukit Tinggi Nomor 81/Kom/U
Tanggal 1 Desember 1948
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Bupati Ir. Syahirsah, SY
Kode area telepon
APBD {{{apbd}}}
DAU
Suku bangsa {{{suku bangsa}}}
Bahasa {{{bahasa}}}
Agama {{{agama}}}
Flora resmi {{{flora}}}
Fauna resmi {{{fauna}}}
Zona waktu {{{zona waktu}}}
Bandar udara {{{bandar udara}}}

Situs web resmi: http://www.batangharikab.go.id/ http://www.batanghari.go.id/
Kabupaten Batanghari adalah salah satu kabupaten di bagian timur Provinsi Jambi, Indonesia. Ibu kotanya ialah Muara Bulian.

Daftar isi

[sunting] Geografi

[sunting] Batas-batas wilayah

Utara Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tebo
Selatan Provinsi Sumatera Selatan (Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Musi Banyuasin)
Barat Kabupaten Tebo
Timur Kabupaten Muaro Jambi

[sunting] Topografi

Secara topografis Kabupaten Batanghari merupakan wilayah dataran rendah dan rawa yang dibelah Sungai Batanghari dan sepanjang tahun tergenang air, di mana menurut elevasinya daerah ini terdiri dari:
  • 0-10 meter dari permukaan laut (11,80 %),
  • 11-100 meter dari permukaan laut (83,70 %),
  • 4,50 % wilayahnya berada pada ketinggian 101-500 meter dari permukaan laut.

[sunting] Sejarah

Kabupaten Batanghari dibentuk pada 1 Desember 1948 melalui Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukit Tinggi Nomor 81/Kom/U, tanggal 30 Nopember 1948 dengan pusat pemerintahannya di Kota Jambi. Pada tahun 1963, pusat pemerintahan daerah ini dipindahkan ke Kenali Asam, 10 km dari Kota Jambi. Kemudian pada tahun 1979, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1979, ibu kota kabupaten yang terkenal kaya akan hasil tambang ini pindah dari Kenali Asam ke Muara Bulian, 64 km dari Kota Jambi sampai saat ini.

[sunting] Pemekaran pertama

Batanghari yang ada sekarang mengalami dua kali pemekaran, awalnya kabupaten yang berada di Sumatera Bagian Tengah ini berdasarkan UU No. 7 Tahun 1965 dimekarkan menjadi dua daerah Tingkat II yaitu Kabupaten Batanghari yang saat itu ibukotanya Kenali Asam dan Kabupaten Tanjung Jabung beribukota Kuala Tungkal.

[sunting] Pemekaran kedua

Dalam perkembangannya, sejalan dengan era reformasi dan tuntutan Otonomi Daerah, kabupaten yang dibelah sungai Batanghari ini sesuai dengan UU No. 54 Tahun 1999, kembali dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Batanghari dengan Ibukota Muara Bulian dan Muaro Jambi ibukotanya di Sengeti.

[sunting] Lihat pula

Minggu, 27 Maret 2011

Batas Waktu Shalat Isya

Ada yang bilang kalau Sholai Isya itu batas waktunya hanya sampai tengah malam dan bila sudah lewat tengah malam, maka itu adalah saat pengerjaan sholat lail. Apakah itu benar? Mohon diberi penjelasan. Terima kasih.
Jawaban:
Assalamu‘alaikum Wr. Wb. Ada beberapa pendapat dari para ulama yang menyatakan tentang akhir sholat isya:
Pendapat pertama menyatakan bahwa batas akhir sholat isya adalah terbitnya Fajar yang kedua (awal sholat shubuh) mereka berlandaskan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW: “Bahwa tidur bukanlah sikap tafhrith (menyepelekan) tetapi yang dimaksud dengan tafhrith adalah orang yang belum melaksanakan sholat sampai datang sholat yang lain.” (HR Muslim 681) Pendapat kedua menyatakan bahwa batas akhir sholat isya adalah sepertiga malam yang pertama. Pendapat ketiga menyatakan bahwa batas akhir sholat isya adalah pertengahan malam. Hal ini berdasrkan hadits dari Abdulloh bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Waktu sholat dzuhur mulai dari tergelincirnya matahari dan bayangan sesesorang sesuai dengan panjang aslinya, selama belum masuk waktu sholat ashar, dan waktu sholat ashr selama matahari belum berwarna kuning dan waktu sholat maghrib selama belum hilang lembayung dan waktu sholat isya sampai pertengahan malam dan waktu sholat shubuh dari terbitnya fajr sampai terbitnya matahari dan apabila matahari telah terbit maka janganlah kamu sholat karena ia terbit di antara dua tanduk syaitan” (HR Muslim 612)
Kalau melihat dali-dalil dari ketiga pendapat tersebut, pendapat ketiga lah yang paling kuat dikarenakan beberapa hal:
1. Hadits yang menjadi landasan pendapat yang pertama bukanlah dalil untuk menguatkan pendapat tersebut karena didalamnya tidak ada penjelasan tentang batasan waktu sholat. Akan tetapi hadits tersebut menjelaskan tentang dosa orang yang mengakhirkan sholat dengan sengaja sehingga melebihi/keluar dari waktu yang ditetapkan. Baik diikuti oleh waktu sholat yang lain seperti ashar dan maghrib, ataupun tidak seperti shubuh dan dzuhur.
2. Pendapat ini diperkuat dengan surat yang ditulis oleh Umar bin Khotob kepada Abu Musa Al-Asyari, antara lain beliau berkata: “Dan hendaklah kamu melakukan sholat isya sampai batas sepertiga malam, dan jika kamu ingin mengakhirkannya maka batasannya sampai pertengahan malam dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (HR Malik, At-thohawy)
Oleh karena itu, batasan akhir sholat isya yang paling utama adalah sampai pertengahan malam dan itu juga waktu yang paling utama untuk pelaksanaannya. Wallahu a‘lam bishshowab. Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Sekilas Tentang Kasus Video Porno

ada dua buah hadits yang setidaknya membantu untuk memahami kasus pidio porno mirip artis. Hadits tersebut adalah :
Pertama: Dari Yazid bin Nu’aim bin Hazzal dari Bapaknya ia berkata, “Ma’iz bin Malik adalah seorang anak yatim yang diasuh oleh bapakku. Dan ia pernah berzina dengan seorang budak wanita dari suatu kampung. Bapakku lalu berkata kepadanya, “Datanglah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kabarkan kepada beliau dengan apa yang telah engkau lakukan, semoga saja beliau mau memintakan ampun untukmu.” Hanyasanya ayahku menginginkan hal itu agar Maiz mendapatkan jalan keluar, lalu ia bergegas menemui Rasulullah.
Ma’iz lantas berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah berzina, maka laksanakanlah hukum Kitabullah terhadapku!”
Beliau berpaling darinya. Maka Ma’iz mengulangi lagi, “Wahai Rasulullah, aku telah berzina, maka laksanakanlah hukum Kitabullah terhadapku!” Beliau berpaling. Ma’iz mengulanginya lagi, “Wahai Rasulullah, aku telah berzina, maka laksanakanlah hukum Kitabullah terhadapku!” Ia ulangi hal itu hingga empat kali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian bersabda: “Engkau telah mengatakannya hingga empat kali, lalu dengan siapa kamu melakukannya?” Ma’iz menjawab, “Dengan Fulanah.” Beliau bertanya lagi: “Apakah menidurinya?” Ma’iz menjawab, “Ya.” beliau bertanya lagi: “Apakah kamu menyentuhnya?” Ma’iz menjawab, “Ya.” beliau bertanya lagi: “Apakah kamu menyetubuhinya?” Ma’iz menjawab, “Ya.” Akhirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk merajamnya. Ma’iz lantas dibawa ke padang pasir, maka ketika ia sedang dirajam dan mulai merasakan sakitnya terkena lemparan batu, ia tidak tahan dan lari dengan kencang. Namun ia bertemu dengan Abdullah bin Unais, orang-orang yang merajam Ma’iz sudah tidak sanggup lagi (lelah), maka Abdullah mendorongnya dengan tulang unta, ia melempari Ma’iz dengan tulang tersebut hingga tewas.
Kemudian Abdullah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menyebutkan kejadian tersebut, beliau bersabda: “Kenapa kalian tidak membiarkannya, siapa tahu ia bertaubat dan Allah menerima taubatnya.”
Kedua: Dari Buraidah r.a: “Suatu ketika ada seorang wanita Ghamidiyah datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, diriku telah berzina, oleh karena itu sucikanlah diriku.”
Tetapi untuk pertama kalinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menghiraukan bahkan menolak pengakuan wanita tersebut. Keesokan harinya wanita tersebut datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa anda menolak pengakuanku? Sepertinya anda menolak pengakuan aku sebagaimana pengakuan Ma’iz. Demi Allah, sekarang ini aku sedang mengandung bayi dari hasil hubungan gelap itu.”
garden of the gods
Mendengar pengakuan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sekiranya kamu ingin tetap bertaubat, maka pulanglah sampai kamu melahirkan.” Setelah melahirkan, wanita itu datang lagi kepada beliau sambil menggendong bayinya yang dibungkus dengan kain, dia berkata, “Inilah bayi yang telah aku lahirkan.” Beliau lalu bersabda: “Kembali dan susuilah bayimu sampai kamu menyapihnya.” Setelah mamasuki masa sapihannya, wanita itu datang lagi dengan membawa bayinya, sementara di tangan bayi tersebut ada sekerat roti, lalu wanita itu berkata, “Wahai Nabi Allah, bayi kecil ini telah aku sapih, dan dia sudah dapat menikmati makanannya sendiri.” Kemudian beliau memberikan bayi tersebut kepada laki-laki muslim, dan memerintahkan untuk melaksanakan hukuman rajam.
Akhirnya wanita itu ditanam dalam tanah hingga sebatas dada. Setelah itu beliau memerintahkan orang-orang supaya melemparinya dengan batu.
sunken gardens
Sementara itu, Khalid bin Walid ikut serta melempari kepala wanita tersebut dengan batu, tiba-tiba percikan darahnya mengenai wajah Khalid, seketika itu dia mencaci maki wanita tersebut. Ketika mendengar makian Khalid, Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tenangkanlah dirimu wahai Khalid, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya perempuan itu telah benar-benar bertaubat, sekiranya taubat (seperti) itu dilakukan oleh seorang pelaku dosa besar niscaya dosanya akan diampuni.” Setelah itu beliau memerintahkan untuk menshalati jenazahnya dan menguburkannya.”
Dua buah hadits tersebut shahih, dikeluarkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud.
Dalam kasus perzinahan, hukuman ditegakkan dikarenakan adanya 4 orang saksi yang melaporkan kesaksian tindakan zina. Atau jika tidak ada saksi, hukuman ditegakkan apabila ada pengakuan dari si pelaku. Atau jika pelaku tidak mengaku, hukuman ditegakkan karena adanya kehamilan si wanita yang diketahui tak bersuami yang syah.
Dalam hal kasus pidio porno mirip wajah artis, ada 2 sudut pandang pembahasan. Pertama dari sudut pandang syariah. Kedua dari sudut pandang hukum negara.
Dari sudut pandang syariah, walaupun ada rekaman pidionya, namun tetap dibutuhkan setidaknya 4 saksi yang disumpah berani maju dan mengklaim bahwa itu adalah benar-benar si artis. Jadi bukan hanya ‘klaim’ mirip saja. Jika tidak dapat menghadirkan setidaknya 4 saksi, maka tidak ada hak untuk tetap melemparkan tuduhan zina. Karena penuduh zina tanpa saksi, sanksi hukumnya ada. Sehingga jika sudah begini yang ditunggu adalah ‘pengakuan’ si pelaku.
Dalam hal pengakuan si Pelaku, jika kita menyimak 2 buah hadits perihal pengakuan pezina, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri seperti enggan menerima pengakuan si pelaku. Bahkan jika pelaku mengambil keputusan untuk tidak mengaku dan cukup bertaubat kepada Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengijinkannya. Jadi tidak malah memaksa dan mendesak si pelaku untuk mengakui sebagaimana yang dilakukan kebanyakan orang, yang bahkan termasuk tokoh Islam sekalipun.
Namun jika pelaku benar-benar pingin taubat dengan menjalani hukumannya, ya tentu saja difasilitasi, tetapi tetap dengan menjaga kehormatan si pelaku zina. Jadi tidak boleh diejek atau dilecehkan dalam prosesnya.
Dari sudut pandang hukum negara, apa yang dilakukan di pidio porno tersebut tidak melanggar hukum negara selama tidak ada aduan dari pihak isteri atau suami yang bersangkutan. Adapun yang dianggap melanggar hukum adalah peredaran pidio tersebut ke khalayak ramai. Maka jika si artis dipanggil ke Mabes, yang ditanyakan bukan “Itu sampeyan apa bukan sih?”. Karena pertanyaan seperti itu hanyalah untuk level inpotainmen. Namun yang ditanyakan polisi adalah, “Sampeyan mengedarkan pidio itu apa tidak?”
Agar tidak salah paham, simbah menulis ini semata-mata sekedar upaya tawashaubil haqqi, tawashau bish shobri. Agar kita tidak gampang-gampang melemparkan tuduhan zina, atau memaksa dan mendesak orang untuk mengaku zina yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh suri tauladan kita.
Adapun bagi artis yang disangka pelaku zina, jika sampeyan tidak melakukan perbuatan zina tersebut, bersabarlah atas musibah yang menimpa sampeyan. Berhubunganlah dengan lawan jenis secara syar’i. Dan jangan runtang-runtung gak karuan yang melanggar aturan Allah.
Namun jika sampeyan benar-benar melakukan perbuatan zina tersebut, bertobatlah kepada Allah. Juga bagi para artis yang lain dan para pejabat yang juga masih gemar berzina hanya saja tak direkam dan tak diedarkan, bertobat jugalah kalian. Jangan menunggu dipermalukan baru mau bertobat.

Kamis, 10 Maret 2011

Aku Bersaksi Sebenar-Benarnya

Ketika kamu sentiasa sedar akan Allah dalam setiap saat kehidupan kamu, kamu akan benar-benar berasa “tiada daya dan kekuatan melainkan daya yang dialirkan oleh Allah SWT kepadamu sahaja”.
Dan ketika ini kamu benar dengan jelas dan nyata hanya MENYAKSIkan daya dan kekuatan Allah lalu terpancul dari jiwamu…. “aku bersaksikan tiada Tuhan melainkan Allah SWT”.
Setiap waktu.. aku lakukan apa yang ingin aku lakukan bersama sedar ke Allah. Dan aku sentiasa melihat apa yang berlaku saat ini..’now’… oh! ini yang Allah hendak. oh! ini yang terjadi. oh! ini…. oh! itu… aku menyaksikan.
Menyaksikan adalah sebuah perbuatan… dan jiwaku merasainya lalu bersaksi.. sebuah rasa… yg tidak mungkin mampu diterangkan tapi jika kau melakukan.. kau akan merasai dan memahami sendiri.
Lalu sedarilah Allah… sedarilah… Nanti persoalanmu tentang kehendak Tuhan akan kamu memahaminya sendiri. Itulah sebuah keadaan di mana kamu sedang bersaksi… sebuah keadaan rasa yang tiada tulisan dan bahasa. Namn kamu rasai dan sedari….
Seandainya tidak lagi lakukan… tidak lagi sedar ke Allah… kamu terus dibelenggu dengan persoalan demi persoalan… sehinggakan Allah sendiri menegur kamu dengan….
Maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.
(QS. Al Jaatsiyah, 45:3-6).
Ketika aku sakit… oh! ini yang Allah inginkan. Oh! ini rasanya…
Tiada protes… hanya menerima…
dan ketika aku di bawa berjumpa doktor…
oh! ini yang Allah aturkan.
oh! ini klinik yang Allah hendak aku pergi.
oh! ini doktornya yang Allah ingin aku jumpa….
ketika aku makan…
oh! di sini Allah ingin aku makan. oh! ini lauknya…
ketika aku bahagia..
oh! ini yang Allah berikan padaku ketika ini. oh! ini rasanya…
ketika aku lakukan apa sahaja… aku sentiasa menyedari Allah… lalu aku berkomunikasi dengan Allah … kerana aku sedar adanya Allah yang sangat dekat denganku.
aku hanya menyaksikan apa jua yang berlaku dalam setiap saat kehidupanku…. dan aku bersaksi..
Aku hanya sekadar menyaksikan dan bersaksi apa yang aku saksikan…
Aku faham atau tidak dengan apa yang aku saksikan… aku tidak memaksa untuk fikirkan. Tapi aku siap untuk difikirkan…
Aku hanya mengikut kehendak Allah samada memberikan aku kefahaman atas sesebuah kejadian atau tidak.
Aku lakukan… aku bekerja.. aku beraktiviti… apa yang aku diilhamkan..difahamkan…difikirkan.. malah aku sebenarnya digerakkan..dikerjakan..diaktivitikan.
Semuanya ini ditahap manusiawinya akan lihat akulah yang berfikir.. aku bergerak dengan kehendakku… aku yang cuba memahamkan… akulah yang ingin beraktiviti.
namun hakikatnya bukan seperti fikiran tahap manusiawi. Allah segala-galanya.
Ketika aku memuji seseorang… aku harus menyaksikan diri, sifat dan sikap seseorang itu dahulu. Pujian itu pasti hadir ketika aku sedar bahawa dia seorang yang baik hati.
Lalu ketika itu dan seterusnya.. aku bersaksi bahawa dia seorang yang baik hati selagi dia baik hati.
ketika aku memuji Allah… aku menyaksikan dzat (tidak boleh melihat dgn mata kasar namun sedar jelas dan nyata wujudnya), sifat dan perbuatan Allah itu dahulu. Pujian itu pasti hadir ketika aku sedar bahawa Allah yang menggerakkan… menentukan.. menjadikan… dan Allah itu ada dekat.. meliputi segala sesuatu…
Ketika itu dan seterusnya aku bersaksi (sebuah rasa di dalam jiwa) bahawa Allah Yang Berkuasa… lalu jiwaku, lidahku, perbuatanku benar-benar bersaksi bahawa Tiada Tuhan melainkan Allah….. dengan keyakinan yang muktamad.

Hadirlah Jiwa Kepada Allah SWT

Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman [sama saja bagi Allah]. Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.
(Quran: Al-Israa’ 17:107-109)
Hadirlah jiwa kepada Allah.
Sudah sekian lama dirimu sekadar berkata-kata di bibir.
Namun jiwa masih tetap tidak mahu sedar akan Allah SWT.
Lalu dirimu tidak mampu memahami apa yang Allah SWT ajarkan kepadamu.
Jika dirimu tidak mampu memahami ilham yang sentiasa Allah SWT berikan kepadamu, hadirlah selalu.
Kau akan mula memahami ilham yang diturunkan.
Ilham yang mengajar dirimu akan hidupmu.
Ilham yang kau sentiasa inginkan di dalam solatmu ketika dirimu memohon…
“ya Allah tunjukilah aku jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka. Jalan yang bukan Engkau murkai dan bukan jalan yang sesat.”

Dirimu sering memohon.
Setiap hari.
Setiap waktu.
Namun dirimu tidak pernah hadir kepadaNya.
Lalu mana mungkin Engkau mampu memahami apa yang Allah ajarkan kepadamu.
Lebih malang apabila kamu menuduh Allah tidak pernah membantumu.
Menyelesaikan masalahmu.
Sedangkan setiap saat Allah SWT mengilhamkan kamu jalan-jalanNya.
Dirimu yang tidak mampu memahami.
Kerana kamu lebih suka mengikut fikiran dan emosimu.
Sentiasa memiliki persepsi buruk kepada sesuatu.
Kepada sesiapa sahaja.
Kepada keadaan.
Kamu menghijab sendiri dirimu.
Menghalang dirimu datang ke Allah.
Untuk  memahami apa yang Allah ajarkan kepadamu.
Dirimu enggan hadir.
Kerana dirimu berasa dirimu hebat.
Hebat dengan ilmumu yang dihafal.
Hebat dengan ilmu agamamu yang tersekat di syariat.
Tidak pernah mencecah hakikat dan rasa.
Hebat dengan jawatanmu yang tidak ke mana.
Hebat dengan kejayaanmu yang membuatkan kamu semakin jauh daripadaNya.
Hebat dengan persepsimu sendiri.
Hebat dengan kekayaanmu yang sering dibanggakan.
Cukuplah wahai teman.
Hadirlah kepada Allah SWT saat ini.
Hadirlah sebenar-benarnya.
Allah SWT tidak mahu kehebatanmu.
Allah SWT hanya ingin kamu datang kepadaNya.
Berserah, rela dan pasrah kepadaNya.
Nanti akan diajarkan kamu tentang hidupmu.
* (lakukan terus praktikal ini)
Diamkan dirimu.
Pasrahlah untuk mengikut kehendak Allah SWT.
Relakan dirimu kepadaNya.
Allah itu Tuhan.
Benar….Allah itu Tuhan.
Tiada Tuhan melainkan Allah.
Allah itu Rabbmu.
Bukan kawan-kawan.
Bukan saudara mara.
Bukan ibu bapa.
Allah itu Tuhan wahai kawanku.
Allah itu Tuhan.
Datanglah kepada Allah.
Datanglah dengan tenang.
Panggillah Tuhanmu dengan penuh akhlak.
Dengan jiwa yang tunduk.
Jangan sekat kehendak dirimu untuk hadir kepadaNya.
Lepaskan dari fikiran dan emosimu yang selalu menghalang dirimu hadir kepadaNya.
Panggillah…
ya Allah….aku datang ya Allah…aku datang.
Diam dan rasailah Allah memanggilmu kembali.
Kamu hanya mampu merasakan dengan jiwamu.
Rasakan getarannya…
Panggillah terus.
Datanglah terus tanpa henti.
Ya Allah….
Diam…rasailah jawapan Allah SWT….
Panggillah lagi….panggillah.
Ya Allah…
Datanglah ke Allah dengan rela…
Datang dengan bersungguh-sungguh…
Ya Allah….
Kini kamu mula merasa apa yang difirman oleh Allah SWT.  (Quran: Al-Israa’ 17:107-109)
Allahuakbar…Allahuakbar…Allahuakbar.
Alhamdulillah. Subhanallah.
Terima kasih ya Allah..terima kasih.